Cara Menghadapi Pembantu ( dan Aborsi)

Ada pepatah lama di Cina yang berbunyi seperti ini,
" Orang yang paling sulit dihadapi adalah pembantu/bawahan. Jika kita berlaku terlalu keras, mereka akan menganggap kita majikan yang diktator otoriter. Jika kita berlaku terlalu lembut, mereka akan berlaku seenaknya "

Tentu saja pepatah ini bukan ditujukan untuk merendahkan derajat seorang pembantu karena sebenarnya setiap ibu tahu sulitnya mendisiplin anak dan setiap pimpinan tahu susahnya mendisiplin bawahan. Pepatah ini berbicara megenai susahnya menjaga keseimbangan yang stabil antara berlaku keras dan berlaku lembut. Kapan waktunya tegas dan kapan waktunya lembut, kapan harus menjadi singa dan kapan menjadi domba.

Seringnya, kita mengambil salah satu ekstrem dan menjadi sangat keras atau sangat lembut. Ada orangtua yang memukuli anaknya untuk setiap kesalahan kecil yang dilakukan , dan ada juga orangtua yang tidak mau mendisiplin anaknya dengan alasan takut anaknya sakit hati. Ada orang yang langsung mengangkat golok ketika melihat hal yang tidak disukainya dan ada juga yang tidak peduli atau tidak mau tahu. Ada yang menghakimi pendosa dengan sangat keras bahkan sampai siap membunuh, dan ada juga yang memilih untuk menerima dosa sebagai hal yang wajar.

Tanggal 29 Juli 1994, seorang pria menghampiri sebuah klinik aborsi di Pensacola, Florida. Dengan pistol di tangannya dia mendekati dokter klinik itu dan menembaknya dari jarak dekat. Pria ini juga menembak penjaga klinik dan kedua korbannya itu langsung meninggal. Pria ini lalu meletakkan senjatanya dan menunggu untuk ditangkap. Dia ditangkap, diadili dan dijatuhi hukuman mati. Dalam pernyataannya sebelum eksekusi, pria ini menyatakan dirinya tidak menyesal dan dia mengharapkan upah besar di sorga karena perbuatannya. Sounds familiar? Guess again!

Pria ini bernama Paul Jennings Hill dan sampai setahun sebelumnya dia masih melayani sebagai seorang pendeta di gereja Presbyterian. Dia diberhentikan dari jabatannya tahun 1993 karena berhubungan dengan Army of God, organisasi teroris Kristen yang menentang aborsi dengan jalan kekerasan.
Sebagai catatan, mayoritas gereja menentang jalan kekerasan untuk menghadapi aborsi. Saya hanya ingin menunjukkan ada orang-orang Kristen yang ketika menghadapi satu masalah, mereka ga akan ragu untuk memakai kekerasan.

Sebaliknya, ada kecenderungan yang meningkat di antara orang Kristen, paling tidak di negara maju, bahwa aborsi bukanlah masalah moral melainkan masalah pilihan pribadi seorang perempuan. Dengan kata lain aborsi bukanlah dosa melainkan hanya masalah pilihan saja. Gereja sendiri terpecah soal masalah aborsi, dari yang menolak sama sekali sampai menyetujui. Dari salah satu survey, ditemukan bahwa 2 dari 3 perempuan yang melakukan aborsi mengaku dirinya Kristen.
Ya, saya tahu survey mungkin saja tidak valid dan hanya karena seseorang mengaku dirinya Kristen bukan berarti dia mengenal Yesus. Sama seperti kasus sebelumnya, saya hanya ingin menunjukkan bahwa ada kecenderungan di antara orang Kristen yang menganggap aborsi bukanlah dosa.

Dan di sini kita menemukan 2 ekstrem, ekstrem yang terlalu keras sampe maen bunuh-bunuhan dan ekstrem yang sangat lembut sampai menerima sebuah dosa bukan sebagai dosa.

Ketika perempuan yang berzinah di bawa ke hadapan Yesus ( Yohanes 8), Yesus tidak melempari wanita itu dengan batu sampai mati. Tapi, Yesus juga tidak diam dan menyetujui. Ketika wanita itu akan pergi, Yesus berkata, " Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang". Yesus tidak mengatakan kalau perzinahan wanita itu adalah masalah pilihan, atau masalah psikologis karena kesepian dan cinta mati, atau masalah kebutuhan fisik dan hasrat seksual yang harus dipenuhi. Apa yang dilakukan wanita itu adalah dosa perzinahan, dan Yesus tidak ragu untuk menyatakan itu. Tapi, Yesus juga mengampuni wanita itu dan memberinya kesempatan bertobat.

Mengasihi tidaklah sama dengan menyetujui. Seorang ibu yang mengasihi anaknya tidak akan menyetujui anaknya yang masih 6 SD naek motor walaupun menurut anaknya itu hal yang keren. Tapi kalau anaknya bandel dan jatuh dari motor, bukan berarti ibu ini kemudian menolak anaknya dan bikin anak baru.
Kasih itu menerima, bukan menyetujui.

Sekelompok anak muda di Dallas harus menghadapi kenyataan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 1.2 juta bayi yang diaborsi di Amerika. Carolyn Cline berdoa untuk masalah ini dan Tuhan memberinya visi untuk menyelamatkan 1000 bayi di tahun 2012. Carolyn tidak tahu dengan cara apa dia bisa memenuhi visinya ini sampai dia bertemu David Pomerantz. David mengusulkan untuk mengumpulkan dana dan membeli sebuah bus kecil yang diperlengkapi dengan peralatan sonogram. Mereka memarkir bus ini di depan klinik aborsi dan mengundang setiap ibu muda yang ingin mengaborsi anaknya untuk masuk ke dalam bus dan menggunakan sonogram untuk melihat bayinya sebelum dia memutuskan untuk aborsi.

Rata-rata 30 orang wanita memenuhi ajakan ini setiap minggu dan 3 dari 5 perempuan yang memenuhi ajakan itu memutuskan untuk membatalkan aborsi dan melahirkan anaknya. Tentu saja, organisasi ini juga menawarkan doa dan konseling Kristen pada para ibu itu. Pelayanan yang dimulai oleh 4 anak muda ini bernama Save The Storks. Dalam bahasa Indonesia artinya Selamatkan Burung Bangau. Burung bangau dalam legenda barat adalah pembawa bayi yang akan lahir dari surga kepada orangtua mereka. Visi dari Save The Stork adalah mendorong para ibu untuk membatalkan niat mereka untuk aborsi dan mengabarkan kabar baik tentang Yesus.( http://www.savethestorks.com )

Para anak muda ini tidak memandang aborsi sebagai hal yang normal atau masalah pilihan, tapi mereka juga tidak memilih untuk meledakkan klinik aborsi dan membunuh dokter. Mereka memilih untk mengasihi. Dan dengan kasih, rata-rata 18 bayi diselamatkan setiap minggunya atau sekitar 900-1000 bayi per tahun.

Dengan kasih, kita tegas menyatakan, " Itu adalah dosa!"
Dengan kasih, kita juga mengatakan, " Sekalipun kau berdosa, aku mengasihi dan menerimamu"

Alat Pendeteksi Lalat Bersin

Misalkan kita punya indra ke-6...
Dan yang saya maksud dengan indra ke-6 itu bukan kemampuan untuk melihat tuyul atau bikin batu bertuah, tapi indra secara fisik. Kita punya 5 indra, mata melihat, telinga mendengar,hidung mencium,lidah merasa dan kulit menyentuh. Misalkan kita sebenarnya punya 1 indra lagi yang tidak kita ketahui tapi sebenarnya ada dalam tubuh kita. Bisakah kita menebak kira-kira indra yang baru ini fungsinya apa dan cara kerjanya bagaimana? Apa yang dideteksi indra ini dan apa yang kita rasakan waktu indra ini menerima rangsangan?

Untuk mata, yang dideteksi tentu saja sinar dan prosesnya kita sebut melihat. Begitu juga dengan telinga yang mendeteksi gelombang suara dan prosesnya kita sebut mendengar. Kira-kira, indra yang baru ini mendeteksi apa dan prosesnya seperti apa ? Indra baru ini bukan mendeteksi sesuatu yang sudah ada tapi tidak bisa kita deteksi, misalnya sinar infra merah. Sinar infra merah tetap saja sinar, hanya saja mata kita tidak bisa melihat karena memang tidak diperlengkapi dengan kemampuan untuk melihatnya. Yang saya maksud, indra baru ini mendeteksi sesuatu yang sama sekali baru yang selama ini tidak kita ketahui dengan proses yang sama sekali baru, bukan dilihat atau didengar atau dikecap atau dicum atau disentuh.

Bisakah kita membayangkan suatu indra baru yang cara kerjanya tidak kita ketahui dan unsur apa yang dideteksi pun tidak kita ketahui? Seandainya kita terlahir tanpa mata dan tidak pernah tahu apa yang disebut melihat, bisakah kita membayangkan bahwa ada sesuatu yang disebut mata,sinar dan melihat?

Mata adalah organ yang sangat komplek yang bahkan belum kita mengerti sepenuhnya. Begitu kompleknya organ mata ini sampai mata menjadi batu sandungan bagi teori evolusi. Sesuatu yang sekomplek mata, bagaimana caranya dia bisa muncul dari berbagai proses mutasi kebetulan? Ilmuwan evolusi berpendapat kalau mata mengalami evolusi bertahap dari sekedar suatu organ kecil pada hewan bersel satu yang mendeteksi adanya sinar atau tidak sampai berkembang sedikit demi sedikit menjadi organ mata yang kita punya sekarang. Itu kedengarannya mustahil, tapi kita anggap saja itu mungkin terjadi. Anggap saja bahwa memang benar kalau mata dimulai dari organ kecil yang mendeteksi adanya sinar. Tapi, tentunya ketika hewan bersel satu paling sederhana pertama kali muncul di bumi ini dia belum mempunyai indra apa-apa. Bahkan organ paling sederhana pun harus berevousi dari yang tidak ada menjadi ada,walaupun sangat sederhana. Seandainya tidak ada Tuhan yang menciptakan, bukankah ini berarti hewan bersel satu ini harus membuat segala sesuatunya dari nol? Termasuk organ pendeteksi sinar?

Kembali ke masalah di paragraf pertama, sel ini terlahir tanpa organ pendeteksi sinar, dan tentu saja dia tidak tahu bahwa ada sesuatu yang disebut sinar. Tapi, seandainya dia tidak tahu ada sesuatu yang disebut sinar, bagaimana caranya dia bisa "menumbuhkan" suatu organ untuk mendeteksi sinar? Bagaimana caranya dia membuat sesuatu untuk mendeteksi sesuatu yang tidak dia ketahui? Kalau dia tidak tahu benda apa yang harus dia deteksi, bagaimana dia bisa tahu cara kerja organ untuk mendeteksi benda tersebut? Dan jangan lupa, hewan bersel satu tidak punya kemapuan berpikir. Seandainya kita diberitahu ada indra baru bernama X untuk mendeteksi zat baru bernama Y, kita juga pasti bingung seperti apa Y dan bagaimana cara kerja X, padahal kita sudah punya modal 5 indra dan otak.

OK, anggap saja secara kebetulan organ pendeteksi sinar itu terbentuk. Setelah mengalami mutasi berkali-kali, secara kebetulan hewan bersel satu ini punya organ pendeteksi sinar.  Bagaimana dia tahu kalau organ itu bereaksi terhadap sesuatu yang disebut sinar?
Misalkan, saya pergi ke gudang dan di sana menemukan banyak chip, IC, mikroprosesor, kabel-kabel dan berbagai alat elektronik lainnya. Dengan sembarangan saya pasang-pasang semua alat-alat itu sampai menjadi satu alat. Tentu saja, karena saya sembarang merakit, saya ga tau cara kerja alat ini. 5 menit kemudian, tiba-tiba lampu di alat ini menyala berkedip-kedip dan speakernya bunyi-bunyi. Kenapa alat itu bereaksi? Apakah karena dia mendeteksi sesuatu? Apakah dia mendeteksi nyamuk buang angin, lalat bersin, kucing meong-meong atau kodok teot-tet-dung teot-tet-dung? Karena saya ga tau cara kerja alat ini, bagaimana saya tahu apa yang dia deteksi? Siapa tahu juga alat ini memang tidak mendeteksi apa-apa tapi memang fungsinya bunyi-bunyi dan nyala sendiri setiap 5 menit. Karena saya tidak tahu cara kerjanya, sura dan nyala lampu alat ini bisa berarti apa saja. Lain halnya kalau saya tahu cara kerja alat ini, tentunya saya juga tahu apa yang dia deteksi. Tapi kalau alat itu muncul secara kebetulan, bagaimana saya tahu cara kerjanya?

Seandainya organ sinar di hewan bersel satu bereaksi di tempat terang, apa arti reaksi ini bagi hewan bersel satu? Bagaimana dia tahu kalau organ itu bereaksi terhadap sinar dan bukan dari sesuatu yang lain? Mungkin organ ini bereaksi karena sel di sebelahnya bersin-bersin?

Saya bisa mengerti kalau sesuatu yang rumit berasal dari sesuatu yang sederhana. Teleskop pertama mungkin hanya terbuat dari 2 lensa yang ditaruh pada jarak tertentu sebelum berevolusi menjadi teleskop modern yang kita kenal sekarang. Untuk menciptakan teleskop, kita tidak perlu tahu konsep tentang sinar atau bagiaman cara kerja lensa memperkuat sinar. Tapi, kita tetap harus tahu konsep yang disebut melihat! Dalam suatu dunia yang semua penduduknya terlahir buta tanpa tahu ada yang disebut mata dan konsep yang disebut melihat, akankah teleskop tercipta?

Sekalipun mata bisa berevolusi dari organ paling sederhana, tanpa tahu adanya sesuatu yang disebut sinar dan melihat, akankah mata tercipta? Dan kita baru membicarakan 1 organ saja, belum lagi telinga,hidung,lidah, kulit yang juga sama rumit dan kompleknya.
Saya bukan ilmuwan, dan pastinya bukan ahli teori evolusi. Apa yang saya tulis sekarang cuma pertanyaan yang tiba-tiba muncul waktu saya lagi baca buku tentang teori evolusi. Tentu saja, karena saya orang Kristen pastinya saya menolak teori evoulusi, setidaknya macroevolution, dan tidak objektif. Tapi, objektif atau tidak, saya pikir untuk mempercayai teori evolusi dibutuhkan iman yang sama besarnya untuk percaya adanya Tuhan, atau mungkin lebih besar. 

Siap Jadi Janda

Artikel ini adalah kelanjutan dari artikel sebelumnya: Gelas Berisi Cicak Dan Gelas Berdebu. Tapi ga masalah sih kalo baca ini dulu tanpa baca artikel sebelumnya, tapi supaya imbang ada baiknya baca dua-duanya deh.

Saya sendiri sudah lupa siapa yang ngajarin atau saya baca di mana prinsip ini, tapi sampai sekarang prinsip ini masih saya pegang walaupun mungkin agak kurang relevan lagi di jaman sekarang. Prinsip ini berbunyi, " Hal pertama yang harus dilakukan seorang pria pada pasangannya adalah mempersiapkannya menjadi janda".
Prinsip yang agak serem ya? Masa baru pacaran atau baru nikah udah mikirin soal janda menjanda? Mungkin kedengarannya begitu, tapi kalau punya waktu luang barang 5-10 menit sambil nunggu aer di dispenser mateng buat bikin kopi, kenapa ngga lanjutin baca sedikit lagi? Siapa tahu berguna kan? Mungkin bisa jadi bahan inspirasi lagu dangdut? "Kutunggu jandamu"?

Ibu saya pernah cerita tentang seorang temennya. Temennya ini ibu rumah tangga sejati yang kerjanya diem di rumah dan mengurus anak. Suaminya punya toko pakaian yang lumayan sukses. Mereka bukan orang super kaya, tapi juga bukan orang yang pusing minggu depan mau makan apa. Temen ibu saya ini sama sekali ga ikut campur dan ga ngerti urusan toko, taunya cuma soal anak sekolah. Ga ada yang salah, sampe satu hari suaminya meninggal mendadak karena sakit, kalo ga salah stroke ato jantung gitu deh. Dan tiba-tiba istrinya harus berhadapan dengan akar dari semua masalah, duit!

Suaminya memang punya toko, tapi dia ga ngerti supplier barang siapa, jenis baju apa yang laku, bayaran pegawai berapa, surat-surat dan pajak gimana. Akhirnya, toko itu diambil alih kakak iparnya, kakak suaminya yang juga punya toko baju tapi di tempat yang berbeda. Sebagai gantinya, temen ibu saya ini tiap bulan terima uang dapur buat hidup sehari-hari. Cukup sih, tapi tentu saja jauh di bawah penghasilan yang seharusnya dia terima kalau toko itu bisa dia kelola sendiri. Saya ga bilang ini salah, kalau toko itu dikelola sendiri mungkin malah bangkrut karena dia ga ngerti apa-apa. Cara seperti ini lebih aman buat hidupnya. Tapi agak disayangkan kan?

Cerita yang kedua bahkan lebih tragis, ini cerita tentang teman saya sendiri. Ayahnya orang kaya, usahanya lancar dan ga perlu pusing soal duit. Usaha ayahnya ini kerjasama dengan saudaranya sendiri, dan karena usaha dengan saudara sendiri yang serba kekeluargaan, ga jelas aset-aset yang ada itu atas nama siapa aja. Dan seperti cerita sebelumnya, ayahnya juga meninggal mendadak. Dan tak lama sesudah ayahnya meninggal, saudara-saudara ayahnya mengambil alih semua aset bahkan mengambil tabungan yang ada sementara ibunya cuma bisa diam dan menangis. Yang tersisa dari semua kekayaan ayahnya adalah rumah yang mereka diami dan mereka harus mulai dari awal lagi.

Dalam artikel sebelumnya saya berbicara tentang bagaimana seorang pria harus bisa menjadi tempat yang aman bagi pasangannya. Di artikel ini justru saya berpendapat jangan sampai wanita terlalu nyaman, terlalu bergantung sepenuhnya pada pria dan melupakan identitasnya sendiri. Mungkin hal ini sudah ngga relevan lagi sekarang karena kebanyakan wanita sudah punya modal pendidikan, sebagian juga bekerja dan bukan hanya diam di rumah, dan jika pasangan mereka meninggal ga sampe hopeless banget. Bagaimanapun, sambil nunggu aer kopi mateng, ada baeknya dipikirin juga. Berbeda dengan artikel sebelumnya, yang saya tulis sekarang adalah hal yang akan saya lakukan, bukan hal yang sudah saya lakukan karena saya belum punya pasangan hidup.

Kita ga akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.
Jangankan besok, sedetik ke depan bakal ada meteor menghantam bumi atau ngga juga kita ngga tahu ( well, NASA mungkin tahu). Kita ga tahu kapan kita akan mati.
Siapa tahu kita besok tiba-tiba terpeleset kulit pisang di depan kolam hiu?
Atau pas nunggu lampu penyebrangan hijau tiba-tiba ditubruk kambing dari belakang?
Siapa tahu pas lagi ngetik artikel tiba-tiba kabel keyboardnya konslet dan kita kesetrum? (......BZZZTTTTTT...........)

" Tapi saya sudah nyiapin asuransi jiwa 5, punya tabungan di tiap cabang BPR, dan udah nyimpen segentong emas dan seperiuk berlian (5 langkah ke depan dan 7 langkah ke kiri dari tembok dapur, gali di sana). Keluarga saya pasti aman sejahtera kalau tiba-tiba terjadi sesuatu pada saya !" , mungkin begitu kata anda. 
Tapi duit bisa ilang, bisa ditipu orang, bank bisa crash,collapse dan tutup.
Ketika Revolusi Rusia jaman dinasti Romanov terjadi, banyak bangsawan yang kabur dari Rusia ke Perancis. Mereka membawa harta benda yang bisa mereka bawa, tapi mereka ga punya keahlian praktis yang bisa dipake untuk cari uang. Mereka memang bangsawan terpelajar, tapi yang mereka pelajari ga banyak berguna untuk nyari uang. Harta dijual sedikit demi sedikit, dan ketika harta yang dibawa habis, putri bangsawan pun terpaksa turun ke jalan jual diri.

Tentu saja, kalau bisa sih kita semua pengen mati tua pas anak cucu udah mandiri. Kalau bisa kita semua ingin seperti Gordon dan Norma Yeager ( cerita lengkapnya baca di artikel Resep Iga Bakar). Tapi ya itu, kalau bisa.....
Kalau seandainya detik ini tiba-tiba keyboard yang kita pakai konslet (...bzztttt...), siapkah pasangan kita jadi janda? Apakah aset-aset yang ditinggalkan sudah atas nama suami? Apa pasangan kita mengerti cara kerja bisnis yang kita jalankan?Apa dia punya keahlian yang bisa dipakai untuk cari uang? Apa dia punya teman-teman yang bisa mensupport dia? Apakah pasangan kita adalah pribadi yang berdiri sendiri dengan potensi dan visinya sendiri atau hanya bayangan dari suaminya ?

Ya, saya mengerti kalau ada pria yang keberatan istrinya bekerja atau punya kesibukan lain selain mengurus rumah. Men have little annoying thing called pride. "Saya masih sanggup kerja cari duit untuk keluarga, ga perlu kamu juga harus ikut-ikutan kerja!"

Ya, saya mengeti kalau ada pria yang kuatir kalau istri mereka punya pekerjaan lain justru malah akan membuat keluarga terbengkalai. Sapa tahu malah nemu TTM di tempat kerja. Sapa tahu gajinya lebih tinggi dan jadi meremehkan suami.

Ya, saya juga tahu kalau terkadang ada mertua kolot yang ga suka liat menantu perempuannya kerja karena di jamannya perempuan yang terhormat itu diam di rumah dan mengurus suami.

Saya ga punya niat mendebat hal itu, beberapa dari ketakutan itu memang beralasan kok. Lagipula, saya sendiri belum menikah, belum mengalami, siapa tahu pikiran  saya nanti berubah lagi, jadi saya ga punya niat untuk menghakimi pemikiran-pemikiran itu. Tugas saya cuma satu, membuat pasangan saya aman. Dan kalau terjadi sesuatu, apakah dia punya komunitas yang menjaga dia untuk tidak kehilangan imannya? Apakah dia punya keahlian atau talenta yang dia kembangkan? Apakah dia sudah menemukan visi yang dari Tuhan khusus untuk dirinya sendiri? Apakah dia akan aman sendirian? Siapkah dia jadi janda?

Ga perlu nunggu menikah kok untuk mulai mikir soal ini. Waktu pacaran pun kenapa gak mulai memikirkan hal ini ? Bantu pasangan kita untuk menemukan identitasnya sendiri, talentanya, keahliannya, visinya, kekuatannya. Saya percaya keluarga adalah hal terpenting, bukan hanya wanita tapi juga bagi pria. Prioritas pertama kita seharusnya keluarga, bukan pekerjaan dan pelayanan. Pria harus bekerja tanpa melupakan keluarga, wanita pun punya hak untuk mengembangkan potensinya sendiri tapi juga tanpa melupakan keluarga.

Kalau pasangan kita bisa bikin kue kering dan bukan kue kerak, kenapa ngga didorong bikin usaha kue kecil-kecilan?
Kalau pasangan kita hobi bawa golok kemana-mana, dukung dia jadi atlet kendo.
Kalau pasangan kita mukanya ramah keibuan tapi hanya dalam hitungan waktu yang diperlukan prosesor quad core untuk menghitung 2+2 tiba-tiba bisa jadi galak, kenapa gak jadi guru TK ?
Dan kalau pasangan kita tertarik dengan magnetism, kenapa gak didukung? Sapa tahu bisa menang Nobel?

Dan itu yang dilakukan Pierre ketika dia bertemu istrinya, Marie Sklodowska. Keduanya bertemu karena mereka punya ketertarikan yang sama pada sifat magnet dari besi. Setelah menikah, Pierre dan marie menjadi pasangan ilmuwan yang tangguh. Mereka berdua mempunya hobi dan ketertarikan yang sama pada bidang fisika. Bersama-sama mereka meneliti sifat radiasi dari uranium dan memenangkan hadiah Nobel untuk fisika di tahun 1903.

Tahun 1906 Pierre meninggal dalam kecelakaan dan membuat Marie merasa sangat kehilangan. Tapi Marie bukan janda yang tidak berdaya. Dia mengambil alih laboratorium suaminya dan di tahun 1911 memenangkan Nobel-nya yang kedua, kali ini di bidang kimia.

Marie Curie, begitu dia dikenal ( Curie nama keluarga suaminya, Pierre ) adalah wanita pertama yang memenangkan Nobel sampai 2 kali dan keduanya di bidang yang berbeda dan wanita pertama yang menjadi Professor di University of Paris. Anak perempuan pertamanya, Irene, di kemudian hari juga memenangkan hadiah Nobel di bidang kimia. Sampai saat ini, keluarga Curie menjadi keluarga yang mempunyai penghargaan Nobel terbanyak.

Keberhasilan Marie Curie bukannya tanpa halangan. Anak keduanya Eve, yang lahir 2 tahun sebelum kematian Pierre, merasa kurangnya perhatian dari ibunya semasa dia kecil karena kesibukan ibunya. Tapi, di kemudian hari hubungan Eve dan Marie semakin erat. Sampai kematian ibunya di tahun 1934, Eve dan kakak perempuanya Irene, merawat ibunya dengan penuh kasih. Sesudah Marie meninggal, Eve menulis buku biografi tentang ibunya dan segera menjadi best seller. Irene meneruskan karir ibunya sebagai ilmuwan, Eve mengejar karir di bidang jurnalistik dan humanitarian di UNICEF.

Bersama suami, menang Nobel. Ditinggal suami, juga tetep menang Nobel. Amazing, right?



Gelas Berisi Cicak dan Gelas Berdebu

Misalkan, kita saat ini sedang sangat haus dan ingin minum. Di depan kita ada 2 gelas. Gelas yang pertama bagian luarnya sangat bersih mengkilat, tapi di dalamnya ada bangkai cicak. Gelas yang kedua bagian luarnya sangat kotor berdebu, tapi bagian dalamnya sangat bersih karena ada tutupnya. Gelas mana yang akan kita pilih untuk kita pakai minum? Tentu saja kita akan memilih gelas yang dalamnya bersih. Secara naluri, kita sudah tahu kalau hal-hal yang bersifat intrinsik seperti kepribadian atau kepintaran lebih berharga daripada fisik luar.

Tapi, seandainya ada pilihan gelas ketiga? Gelas yang dalamnya bersih dan luarnya juga bersih ? Pasti lebih bagus kan? Bukan berarti kita kemudian rame-rame pergi ke korea operasi plastik. Yang saya maksud dengan bagian luar yang bersih itu berarti penampilan yang rapi bersih, dan sopan santun yang bagus. Dan yang saya maksud dengan sopan santun juga bukan seperangkat tata cara adat istiadat. Sebenarnya, daripada kata sopan santun saya lebih suka kata "manner". Bukan karena itu bahasa inggris jadi lebih keren, tapi karena saat ini saya ga kepikir padanan katanya dalam bahasa Indonesia itu apa. Mungkin yang paling mendekati itu "cara membawa diri" .

Jika kita mendengar kata Gentleman, apa yang muncul di pikiran kita? James Bond-nya Sean Connery? Pierce Brosnan? Seorang pria yang memakai jas dengan topi tinggi dan membawa tongkat?
Ada banyak definisi tentang kata Gentleman. Tapi yang paling saya suka adalah definisi yang ini, " Gentleman adalah seseorang yang memperhatikan/peka terhadap perasaan orang di sekitarnya dan berusaha membuat mereka senyaman mungkin".
Pada dasarnya, seorang Gentleman memperlakukan orang lain dengan hormat dan memperhatikan kebutuhan mereka.

Bagi kebanyakan orang, kata Gentleman, manner, dan sopan santun adalah kata yang kuno dan tidak relevan dengan jaman sekarang. Bagi kebanyakan orang kata-kata ini berkaitan dengan seperangkat tata krama yang yang membosankan dan ketinggalan jaman. Tapi, di jaman manapun, semua orang senang diperlakukan dengan hormat dan diperhatikan kebutuhannya. Gentleman Manner bukan seperangkat tata cara melainkan memakai akal sehat untuk mengerti hal-hal yang diinginkan atau dibutuhkan orang lain.
Artikel ini akan secara spesifik membahas Gentleman Manner terhadap perempuan.

Gentleman manner tidak berarti meremehkan perempuan atau menganggap perempuan sebagai mahluk lemah yang tidak sanggup membuka pintu dan mengangkat barang belanjaannya sendiri. Ibu saya single parent, penyakit diabetes membuat penglihatan matanya kurang bagus dan jalannya agak pincang karena satu ibu jari kakinya terpaksa diamputasi karena diabetes. Walaupun begitu, Ibu saya naik mobil umum dari Garut ke Bandung sendirian, belanja barang-barang untuk toko ke pasar-pasar, me-manage toko dan mengurus engkong saya yang sakit sambil menyekolahkan saya. Jadi, saya sangat tahu kalau perempuan itu mahluk yang kuat secara mental, dan kalau diperlukan, juga secara fisik.

Gentleman Manner adalah seni memperlakukan seorang perempuan sebagai ratu. Dan perempuan manapun, ingin dan bahkan butuh untuk diperlakukan sebagai ratu. Sebagian dari apa yang saya tulis diajarkan di gereja saya, sebagian saya pelajari sendiri. Sebagian sudah saya praktekkan, dan sebagian lagi masih kacau balau. Saya menulis artikel ini bukan karena saya merasa sudah menjadi seorang Gentleman, tapi karena saya pikir Gentleman Manner adalah bagian dari kepriaaan sejati. Memperlakukan seorang wanita dengan hormat dan memperhatikan kebutuhannya adalah salah satu ciri dari kepriaan sejati.

Artikel ini juga bukan bertujuan untuk mementingkan imej atau penampilan tapi melupakan yang di dalam. Cukup banyak buku yang membahas kepriaan sejati, salah satunya buku-buku Edwin Louis Cole. Pada intinya, kepriaan sejati adalah keserupaan dengan Yesus. Menjadi pria sejati berarti menjadi sama seperti Yesus. Yang saya tulis dalam artikel ini adalah hal-hal praktis. Sebenarnya, kebanyakan dari hal-hal yang saya tulis adalah hal-hal yang sangat umum yang sudah diketahui kebanyakan pria. Saya menulis ini untuk pria-pria seperti saya, yang tidak tahu apa-apa soal Gentleman Manner dan harus belajar dari awal. Dan juga untuk pria-pria yang sudah tahu, tapi belum tahu bahwa diperlakukan secara ratu bagi wanita bukan kemanjaan atau egoisme wanita atau cara pedekate, tapi suatu kebutuhan dan adalah hak istimewa seorang pria untuk memenuhinya.
Langsung saja kita mulai dari hal pertama.

Tepat waktu
Sebenernya, ini bersifat universal dan bukan hanya untuk perempuan saja.
Jangan membuat seorang perempuan menunggu! Apalagi kalau janji ketemuannya di deket markas geng motor. Kalau bisa, datanglah beberapa saat sebelum janji bertemu. Tapi, kalau janji menjemput ke rumahnya, jangan datang terlalu awal. Jangan sampai waktu kita jemput, dia masih pake rol rambut dan baru sebelah mata yang dimaskara.
Sebaliknya, seorang pria harus sabar menunggu seorang wanita. Wanita perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri, untuk pilih-pilih baju, untuk make-up, untuk terlihat cantik.
Gak adil? Lihat sisi baiknya, kalau dia datang terlambat tapi dengan dandanan yang rapi, setidaknya itu berarti dia ingin terlihat cantik di hadapan kita dan berarti ada harapan Natal tahun ini ga bakal duduk sendirian nunggu digodain Sinterklas.

Antarkan dia pulang kalau hari sudah gelap
Pembimbing saya di gereja ngajarin saya untuk selalu nganterin perempuan pulang kalau udah lewat jam 6 sore ( kalau jam 17.59 sih pulang sendiri aja). Tentu saja mereka sebenarnya bisa pulang sendiri, tiap hari juga pulang sendiri kan? Sekali lagi, Gentleman Manner bukan masalah fungsi, tapi memperlakukan wanita sesuai dengan kodrat mereka, ratu!
Lagipula, kondisi di sini ga aman-aman banget. Kalau bisa dianterin, kenapa harus dibiarin?
Kalau sudah sampe rumahnya, jangan langsung tarik gas ngebut menuju matahari terbenam. Tunggu sampai dia masuk ke rumahnya, kalau ada ortunya, kasih salam yang sopan supaya laen kali boleh bawa anaknya lagi!
Kalau rumahnya masuk gang dan kendaraan kita susah masuk, parkir dulu di tempat yang aman kemudian anterin jalan kaki sampai ke pintu ( jangan lupa salam ke ortunya, kalo bisa sekalian bawa oleh-oleh martabak)
Kalau kondisi ga memungkinkan untuk parkir, misalnya rumahnya di pinggir jalan tol yang pas turun dari mobil aja sambil loncat guling-guling, jalanin kendaraan sampai tempat yang bisa parkir terus sms/telepon untuk nanya dia udah sampai ke dalam rumah atau belom.
Saya tinggal di Bandung yang relatif kemana-mana gak terlalu jauh, tapi mungkin agak sulit di kota yang lebih besar seperti Jakarta yang kemana-mana jauh. Paling tidak, antarkan dia sampai ke tempat busway/bus/angkot dan pastikan dia naik angkutan yang kelihatannya aman.

Bawakan barang bawaannya
Bukan berarti perempuan ga bisa bawa barang bawaannya sendiri. Gentleman Manner adalah bentuk penghargaan, ga ada hubungannya dengan persamaan hak atau feminisme. Mau berat atau ringan bawaannya, biarpun belanjaannya cuman anting sepasang atau bola bowling selusin, bawakan barang bawaannya !
Kalau teman perempuan kita sibuk liat barang obralan dan sikut-sikutan dengan ibu-ibu laen, tawarkan untuk megangin tasnya.
Pertama, supaya dia lebih bebas ngacak-ngacak barang, yang tadinya cuman bisa nyikut pake 1 tangan sekarang bisa sikut kiri sikut kanan.
Kedua, namanya juga lagi panas emosi pilih barang, kalo ada copet juga ga bakal kerasa. Kalo kita kan gak ikut loncat ke tengah kobaran ibu-ibu jadi bisa ngejaga tas. Kecuali kalo yang diobral itu gadget,toolkit atau alat-alat motor, nah itu kita yang titip dompet ke temen perempuan kita.

Bukain pintu mobil
Kalo pake motor ato angkot, bagian ini di-skip aja.
Dalam prakteknya, mungkin ini gak terlalu praktis. Misalnya, mau nonton bioskop tapi jam masuk udah lewat, ya gak perlu bergaya gentleman, lari aja yang cepet.
Tapi, kalo misalnya mau pergi ke pesta dan dia pakai gaun, bukain pintu mobil untuk dia, kalau pake gaun kan agak susah keluar masuk mobil. Dan kalau dianya gak keberatan, tawarin tangan kita buat jadi tempat pegangan dia pas keluar mobil.

Bukain pintu
Bukan berarti pas dia mau buka pintu sementara kita masih 50m di belakang langsung sprint-sliding-touchdown dan rebutan buka pintu. Kalau bersama-sama masuk 1 ruangan, kita bukakan pintu, biarkan dia lewat dulu dan pastikan badan atau tangan kita justru tidak menghalangi dia masuk.

Berjalan di sebelah luar
Kalau berjalan di trotoar, pria selalu berjalan di sebelah luar, yang paling deket ke jalan. Fungsinya, kalau ada genangan air di jalan dan ada mobil yang lewat di atas genangan air itu, pria duluan yang kena semprot.
Tapi, asal mulanya sebenarnya lebih lucu. Di abad 18 dulu, London itu kota yang kotor. Kalau orang buang sampah, itu langsung buang sampah ke jalan. Begitu juga kalau penghuni lantai 2 mau buang sampah, langsung lempar keluar lewat jendela dan seringkali tanpa liat-liat dulu. Jadi, pria sukarela jalan di sebelah luar supaya kalau ada yang tiba-tiba buang sampah dari balkon atas, pria yang kena ( legendanya sih gitu, soal bener ngganya sih kaga tau)
Yah..tapi liat situasi juga sih. Terkadang yang nongkrong atau jualan di trotoar bisa lebih serem dari mobil lewat. Pokoknya, pastikan wanita berada di sisi jalan yang aman/nyaman.

Pasang badan kalau nyebrang
Saat kita menyeberang bersama teman perempuan kita, pastikan kita berada di sisi arah datangnya kendaraan. Kalau kendaraan datang dari kanan, ya kita berdiri di sebelah kanan. Waktu sampai di tengah penyeberangan dan kendaraan datang dari kiri, langsung pindah ke sebelah kiri. Fungsinya jelas, kalo ada beca mabok, pria duluan yang bonyok.
Praktisnya sih kalau yang nyebrang jumlahnya sedikit, misalnya 1 pria dan 3 wanita, cara ini masih bisa dilakuin. Tapi kalau yang nyebrang 19 wanita dan 1 pria, kayanya buat pindah dari sisi kanan ke sisi kiri itu ngga praktis. Dalam hal ini berarti pria itu yang beruntung karena kalo ada beca mabok dari kiri berarti bakal ketahan dulu sama 19 wanita.

Pastinya masih banyak hal-hal laen yang bisa kita lakukan untuk wanita, tapi pada intinya adalah bagaimana kita memperlakukan wanita dengan hormat dan membuat mereka merasa aman dan nyaman. Tentu saja, ada juga wanita yang tidak suka diperlakukan seperti itu karena berbagai alasan. Tidak perlu memaksa, apalagi sampai ribut. Ingat, Gentleman Manner adalah bagaimana membuat orang di sekeliling kita nyaman. Kalau kemudian wanita itu menjadi tidak nyaman, ya jangan dilakukan. Masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk memperlakukan wanita dengan hormat. Salah satunya yang akan saya tulis berikut ini.

Hal yang paling diinginkan seorang wanita, sejauh yang saya tahu, adalah rasa aman.
Terkadang suka ada pria yang menuduh seorang wanita matre karena ga mau pacaran dengan orang miskin. Tapi, yang diinginkan wanita sebenarnya rasa aman, bukan uangnya. Walaupun prianya punya banyak warisan tapi tiap hari buang uang maen judi, tetep ga kerasa aman. Sebaliknya, kalo prianya ga punya banyak uang tapi pinter dan mau kerja keras punya potensi, itu memberikan rasa aman. Kalo cowonya tiap hari kerjanya nongkrong depan indomart ga ada kerja misalnya, gimana bisa memberi rasa aman?

Dan rasa aman tiap orang berbeda-beda tergantung bagaimana dia dibesarkan. Misalnya, seorang wanita yang waktu kecil pernah merasakan diusir dari rumah kontrakan karena ga punya uang, ketika sudah dewasa mungkin hanya mau pacaran dengan pria yang sudah punya rumah sendiri. Ini ga berarti matre, yang dia inginkan cuma rasa aman supaya ga mengalami lagi diusir ke jalan.
Tentu saja, ada juga yang kebutuhan akan rasa amannya sangat berlebihan dan bener-bener jadi matre, ada uang abang disayang ga ada uang abang ditendang.
Sama halnya banyak juga cowo yang berprinsip kalau ada tampang istri dicinta, tampang berkerut cari istri muda.
Di jaman sekarang mungkin juga rasa aman secara finansial ga terlalu relevan lagi karena banyak juga wanita yang bisa menerima kalau gaji suaminya di bawah gajinya. Tapi, ga ada wanita yang mau punya masa depan di mana dia bertanya-tanya, " Hari ini makan cinta goreng tepung kenyang gak ya? "

Rasa aman juga bukan cuma dalam hal fisik, tapi juga mental. Wanita perlu rasa aman dalam hubungan, rasa aman bahwa dia tidak akan ditinggalkan. Karena itu, perlu ada status yang jelas dalam hubungan entah itu pacaran,tunangan atau menikah, yang penting jelas! Terkadang ada juga cowo yang gak mau memberi kejelasan, kemana-mana selalu berdua kaya orang pacaran tapi gak pernah resmi pacaran ato bilang cinta. Dan tentu saja wanita merasa gak aman, kalo tiba-tiba ditinggalin dan cowonya punya pacar laen kan gak bisa nuntut karena emang statusnya bukan "pacaran". Kalo status dan komitmennya jelas wanita akan merasa lebih aman karena dia bisa menuntut haknya sebagai pacar/istri kalo suaminya mau cari yang baru.
Ya, saya tahu itu juga bukan jaminan, tapi status yang jelas tetap lebih baik daripada status ga jelas kan?

Dan karena itu saya terkadang bingung kalau seorang wanita mau hidup bersama tanpa ikatan pernikahan dan komitmen yang jelas.
Jangan salah, saya ga berniat untuk menghakimi dosa perzinahan, itu urusan pribadinya dengan Tuhan. Saya hanya seorang pria yang berusaha memahami apa yang diinginkan wanita. Apakah wanita itu bersedia hidup bersama tanpa menikah karena tidak mau kehilangan kebebasannya atau karena kebanyakan pria tidak mau berkomitmen dan daripada kesepian seorang diri lebih baik ada seseorang di samping walaupun tanpa status yang jelas? Apakah seorang wanita benar-benar mau hidup bersama dengan seseorang yang berbagi tempat tidur dengannya tapi tidak hidupnya?

Wanita juga merasa aman kalau dicintai. Seringkali pria merasa hal-hal romantis adalah hal yang konyol dan tak perlu, mengucapkan kata-kata cinta itu memalukan dan daripada beli bunga mending uangnya ditabung. Sebagai contoh, saya sendiri kadang merasa agak alay saat mengetik kata "cinta" . ^^
Tapi, wanita perlu penegasan setiap hari kalau dirinya masih dicintai dan dibutuhkan. Hal romantis bukanlah efek samping negatif kebanyakan baca novel Harlequin.
( Walopun saya pikir novel-novel sejenis Harlequin membuat wanita punya pengharapan yang ga realistis dari seorang pria; tampang bishounen, badan Arnold sebelum jadi governor, juragan tambak udang kaya raya, dan romantisme ala Zorro-Banderas. How can we, mortal men, compete with that? ).
Perbuatan dan ucapan romantis adalah bentuk penegasan bahwa dirinya masih dicintai. Perburuan harusnya tidak berhenti ketika cincin disematkan di jari manis. Daripada bunga tabungan yang langsung kepotong buat bayar administrasi, lebih baik beli bunga mawar walopun cuma setangkai.

Ya, saya tahu gak semua pria terbiasa dengan hal itu. Saya terlahir dengan temperamen melankolik yang walaupun kecenderungan depresi dan suicidal-nya paling tinggi dibanding temperamen laen, orang melankolik terlahir dengan puisi cinta dalam nafasnya ( ok, merasa sedikit alay pas ngetik kata-kata barusan).
Jaman engkong saya, ga ada waktu untuk hal romantis karena itu jaman survival of the fittest. Kalo engkong saya pulang bawa bunga dan bukannya bawa beras, bisa dilempar panci ma nenek saya. Jaman itu, yang penting suami kerja cari duit, istri urus rumah, bunga dan coklat cukup di film Hollywood aja.
But, come on, itu jaman di mana moyang kita fesbukan pake kode morse.
Jaman sudah berubah, dan kebutuhan wanita yang lain pun perlu dipenuhi. Itu bukan kebutuhan baru karena sebenarnya sejak dulu setiap wanita butuh untuk merasa dicintai. Itu bukan pengaruh film atau novel atau budaya barat, itu kebutuhan yang mendasar. Hanya saja di jaman engkong saya kebutuhan hati terpaksa mundur ke belakang karena ada yang lebih mendesak yaitu organ di sebelahnya, perut! Dan pria yang ga bisa menerima hal itu sebaiknya kembali fesbukan dengan .- -. - - - .-. ... .

Secara pribadi, ada 2 hal mendasar yang menurut saya penting dalam hal Gentleman Manner.
Yang pertama, Mendengarkan !
Ga ada hal yang lebih menunjukkan seorang wanita dicintai ketika seorang pria mendengarkannya dengan sungguh-sungguh.
Bukan mendengarkan sambil maen nintendo wii, bukan mendengarkan sambil ngetik, bukan mendengarkan sambil nonton bola, bukan mendengarkan sambil ngeceng cewe di meja sebelah.
Tapi mendengarkan dengan konsentrasi penuh! Kalau ada pekerjaan, save dulu pekerjaannya. Kalau lagi nonton, matiin tipinya. Kalo lagi ngeceng, berenti dulu ( nanti lanjut lagi ^^ )
Mendengarkan dengan perhatian yang tidak terpecah, dengan kepedulian tanpa menguap berkali-kali.
Umumnya, seorang wanita curhat bukan untuk mencari nasihat, tapi karena dia ingin didengarkan. Jadi, jangan tergoda untuk memberi nasihat 3 bab sementara dia baru mengucapkan kata pengantar. Tutup mulut, dan dengarkan!

Dan yang kedua,
Pria sejati TIDAK memukul perempuan. Titik!

Dan untuk para wanita yang kebetulan membaca artikel ini, saya minta maaf kalau ada yang saya salah mengerti. Berusaha mengerti wanita itu bukan perkara yang mudah bagi pria, karena itu jangan berkata " Ah, seharusnya hal kaya gitu sih dia ngerti sendiri". Dalam kenyataannya, banyak pria-pria seperti saya yang ga ngerti dan harus belajar dari nol. Memberikan rasa aman kepada wanita adalah hak istimewa/privilege, bukan kewajiban, bagi seorang pria. Itu adalah tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kaum pria (Efesus 5:25-33). Tapi, kami terbatas,ada kalanya kami gagal. Karena itu, jangan menaruh rasa amanmu pada seorang pria, pada seorang manusia, tapi hanya pada Tuhan saja.

Saya yakin ada pria-pria yang tidak setuju dengan pendapat saya. Mungkin mereka takut kalau wanita diperlakukan terlalu baik kemudian menjadi besar kepala dan menghina pria. Saya ga menyangkal kalau sekarang ini ada pria-pria yang merasa terancam karena wanita sekarang bisa berlari lebih cepat dalam dunia kerja, lebih unggul dalam pendidikan dan gaji lebih besar. Seandainya ada wanita yang berlari lebih cepat dari kita, para pria punya 2 pilihan.
Yang pertama, mengikat kakinya dengan tali yang dibeli di toko adat-agama-dominasi pria supaya wanita itu tidak lagi bisa berlari cepat dan karenanya tidak lagi membuat malu para pria.
Atau kedua, melatih diri kita supaya bisa berlari lebih cepat mengejar wanita itu dan berlari bersamanya.
Mana yang akan dilakukan pria sejati ?


" Perlakukan seorang wanita sebagai ratu, dan dia akan mendukungmu menjadi raja"



PS : Ada artikel lanjutannya loh, Siap Jadi Janda . Baca juga yak...


Tawa Ompong

Tawa lucu
Setiap kali dilihatnya pantulan kerut mukanya di permukaan air, tawanya terasa sulit ditahan.
Sewaktu dilihatnya perutnya yang membesar, tawanya lebih sulit lagi untuk ditahan.
Ketika dia mendengar Tuhan berjanji untuk membuatnya mengandung di usianya yang sudah tua, dia tidak dapat menahan tawanya.
Itu adalah hal paling lucu yang pernah didengarnya, tapi juga kebahagian terbesar yang pernah didapatnya.


Tawa gugup
Dijulurkannya lagi jarinya ke lubang itu.
Ha..ha..ha.....lubang itu benar-benar ada, lubang di tanganNYA.
Ha..ha..ha.....tapi bagaimana mungkin? Bukankah Dia sudah mati?
Tapi kini Dia berada di depan matanya dan menunjukkan lubang di tanganNYA.
Linangan air mata menghalanginya untuk melihat dengan jelas, tapi wajah itu wajah yang sangat dikenalnya.
Karena wajah itu adalah wajah “ Tuhan dan Allahnya”  ( Yohanes 20:28)

Tawa bangga
Sekarang orang-orang Filistin itu akan melihat bahwa Allahnya adalah Allah yang hidup.
Tak akan ada lagi orang Filistin yang berani mencemooh Allah orang Israel.
Hanya dengan kuasa Allah dan batu kali dikalahkannya pahlawan terkuat orang Filistin.
Dengan bangga diambilnya pedang raksasa yang terpuruk itu.
Bangga karena Allahnya adalah Allah yang hidup dan kuat.

Tawa lega
52 hari lamanya dia berjaga-jaga.
Dengan satu tangan dipegangnya senjata dan dengan tangan lain dibangunnya tembok kota.
Rencana yang diberikan Allah dalam hatinya tampak mustahil.
Musuh-musuhnya mengintai untuk merusak pekerjaannya.
Tapi sekarang tembok itu sudah berdiri dan sekali lagi Jerusalem akan menjadi kota Allah.

Tawa berjingkrak
Teman-temannya datang mengabarkan padanya tentang seorang guru yang sanggup menyembuhkan orang sakit.
Entah apa yang diminum teman-temannya itu. Dirinya sudah lumpuh sejak lama dan tabib mana pun tidak akan sanggup menyembuhkannya.
Tapi, mereka adalah teman-temannya dan demi mereka dia bersedia ditandu pergi.
Ketika teman-temannya membongkar atap dan menurunkannya ke depan guru itu, dia makin bertanya-tanya berapa banyak anggur yang sudah diminum teman-temannya.
Tapi 5 menit kemudian, dengan tertawa dan berjingkrak, dia berlari pulang ke rumahnya.

Tawa ompong
Sudah lanjut umurnya, sudah buram matanya, tapi telinganya masih bisa mendengar suara tawa cicit-cicitnya.
Dalam hidupnya yang sudah seabad lebih ini, banyak hal sudah dilaluinya.
Dia pernah kehilangan seluruh anak-anaknya dalam bencana alam.
Harta kekayaanya habis dirampok orang.
Istrinya sendiri mengutukinya dan menyuruhnya mati
Teman-temannya menuduhnya sebagai pendosa yang jahat.
Penyakit kulit yang parah pernah menggerogoti tubuhnya.
Tapi, Tuhan yang setia tidak meninggalkan orang-orang yang berharap padaNYA.
Dan kini, di usianya yang sudah sangat lanjut, dia duduk dan tertawa bersama-sama anak cucu dan cicitnya.

Tawa bermimpi
Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion
Keadaan kita seperti orang – orang yang bermimpi
Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa
Dan lidah kita dengan sorak sorai
( Mazmur 126:1)

Pion Naek Pangkat

1927, dua pria saling berhadapan untuk memperebutkan gelar juara dunia. Alexander Alekhine dari Rusia berhadapan dengan José Raúl Capablanca dari Kuba. Keduanya merupakan pecatur kelas dunia dan saling berhadapan untuk memperebutkan gelar juara dunia catur. Yang menarik dan terukir dalam sejarah dari pertandingan mereka adalah game ke 11, di mana ada 4 bidak Ratu di papan catur mereka. Masing-masing pemain memegang 2 Ratu.

2 Ratu??!
Dalam catur ada 2 Benteng/Rook, 2 Ksatria(Kuda)/Knight, 2 Menteri (Gajah)/Bishop, 8 Pion/Pawn, tapi hanya 1 Raja dan 1 Ratu. Jadi, bagaimana mungkin dalam pertandingan mereka mendadak muncul 4 Ratu di papan catur mereka?

Dalam catur, ada 1 peraturan khusus untuk Pion. Pion, bidak catur yang seringkali dianggap paling lemah dan tidak penting. Tapi, Pion punya kemampuan khusus yang tidak dimiliki bidak-bidak lain. Sebuah Pion yang berhasil mencapai garis akhir daerah lawan, diperbolehkan untuk menjadi bidak manapun yang diinginkan oleh pemainnya, atau istilahnya Pion mendapat promosi/promotion. Ini berarti Pion tadi boleh menjadi Ksatria, Benteng,Menteri atau bahkan Ratu.

Seandainya dunia ini adalah papan catur, maka ada orang-orang yang terlahir sebagai raja dan ratu, orang-orang yang terlahir sebagai ksatria dan menteri. Simson adalah salah satu dari orang-orang yang terlahir sebagai Ksatria. Sejak lahir, Simson telah ditetapkan untuk menjadi seorang nazir Allah, seorang hakim yang akan berperang melawan orang Filistin. Dan Tuhan memberkatinya dengan kekuatan fisik yang membuatnya menjadi legenda bukan hanya di kalangan bangsa Israel tapi juga ke bangsa-bangsa lain.

Dan Salomo....Ah,ya...Salomo,
Salomo terlahir di istana raja, berdarah biru dan salah satu dari anak-anak Daud calon pewaris tahta Israel. Salomo terlahir sebagai seorang pangeran dan calon raja, dan kalau itu belum cukup, Tuhan menganugerahkan hikmat terbesar yang pernah dianugerahkan pada manusia. Dan hikmat itu membuat kerajaannya kokoh dan Salomo menjadi raja paling termashyur dalam sejarah. Raja-raja lain datang untuk melihat bagaimana Salomo hidup dan belajar daripadanya. Salomo, adalah seorang Raja!

Tapi, tidak demikian dengan ayahnya, Daud.
Daud tidak terlahir di istana raja, keluarganya pun bukan keluarga bangsawan atau terkenal. Dan seperti Pion, Daud adalah anak terkecil dari 8 bersaudara. Sementara ketujuh saudaranya bersama ayahnya pergi ke upacara pengorbanan yang diadakan Samuel, Daud ditinggal untuk menggembala kambing domba. Daud terlahir bukan di tempat tinggi, tapi di tempat yang biasa-biasa saja.

Ketika Daud mengalahkan Goliath, Daud tidak mengalahkannya dengan bergulat dengannya atau memukulnya dengan rahang keledai. Daud tidak menang atas Goliath karena fisiknya lebih kuat dari Goliath. Yang dipunyai Daud hanya iman kalau Tuhan itu kuat dan Tuhan menyertai dia, dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Goliath terpuruk dengan mukanya di atas tanah.

Daud tidak mempunyai hikmat sehebat Salomo, tapi Daud cukup bijaksana dan rendah hati untuk mengetahui kalau segala sesuatu berasal dari Tuhan dan hanya pada Tuhan saja tempat perlindungannya. Dan karena Daud tahu bahwa hanya Tuhan gunug batunya, Daud setia mengikuti Tuhan selama hidupnya. Walaupun Daud harus berhadapan dengan mertuanya sendiri, berpura-pura gila, hidup sebagai buronan, berperang dengan darah dagingnya sendiri, dan ya....berhadapan dengan dosa dan kesalahannya sendiri, Daud tetap setia mengikut Tuhan sampai akhir.

Daud memang terlahir sebagai rakyat jelata yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan yang menonjol selain imannya yang teguh berpegang pada Tuhan. Tapi Daud yang jelata mengakhiri hidupnya dengan berbagai gelar.
Daud, Ksatria yang mengalahkan berlaksa-laksa.
Daud, Raja Israel
Daud, Sang Pemazmur
Daud, Orang yang berkenan di hadapan Allah

10 tahun adalah waktu yang harus dilalui Adoniram Judson dalam berbagai kesulitan sebelum akhirnya dia berhasil mempertobatkan 18 orang di Burma. Adoniram datang ke Burma tahun 1813 dengan keyakinan dan visi untuk membawa Injil bagi orang-orang Burma. 10 tahun pertama dilaluinya dengan berbagai kesulitan dan penolakan dari orang-orang Burma. Orang Burma Kristen yang pertama dibaptisnya tahun  1819 dan pada tahun 1823 gerejanya yang kecil hanya punya 18 jemaat.

2 tahun berikutnya dihabiskannya dalam siksaan di penjara Burma karena dia dianggap sebagai mata-mata Inggris yang saat itu sedang berperang dengan Burma.Tak lama sesudah dia dibebaskan dari penjara, istri dan anaknya meninggal karena penyakit. Walalupun begitu, Adoniram tetap melanjutkan pekerjaannya dan gereja kecilnya mulai berkembang. Adoniram datang ke Burma dengan mimpi untuk menterjemahkan Alkitab ke bahasa Burma dan mendirikan gereja dengan jemaat sebanyak 100 orang sebelum dia meninggal. Tapi ketika Adoniram meninggal, dia meninggalkan 100 gereja, 8000 orang percaya dan terjemahan Alkitab dalam bahasa Burma yang sangat sempurna sehingga Alkitab terjemahannya sampai sekarang, 200 tahun sesudah dia menginjakkan kakinya di Burma, masih menjadi terjemahan Alkitab yang paling populer di sana.
Adoniram bukan misionaris pertama yang datang ke Burma, tapi hanya dia yang setia bertahan cukup lama untuk menghasilkan buah.

Pion bukanlah sesuatu yang spesial, ada 8 buah Pion di papan catur, dan seringkali Pion dipandang sebagai bidak paling lemah dalam catur. Ketika kita berkaca, mungkin yang kita lihat adalah seseorang yang biasa-biasa saja tanpa punya sesuatu yang spesial. Seseorang yang bisa digantikan dengan mudah oleh orang lain, disposable dan replaceable. Mungkin kita merasa orang di sebelah kita di gereja lebih bertalenta dan lebih penting di hadapan Tuhan daripada kita. Tapi, Tuhan tidak melihat apa yang dilihat manusia. Manusia melihat apa yang di depan mata, tapi Tuhan melihat hati ( 1 Sam 16:7).

Tuhan tidak terkesan dengan talenta, dengan ketampanan, dengan keturunan atau kekuatan fisik. Itu semua adalah pemberianNYA, untuk apa Tuhan terkesan pada pemberianNYA sendiri? Tapi kesetiaan adalah pilihan kita, Tuhan tidak memaksa kita untuk setia kepadaNYA. Kesetiaan yang dipaksakan bukan kesetiaan, melainkan perbudakan. Yang dicari Tuhan adalah hati yang setia, yang tetap mengikutinya sampai akhir, yang tetap mempercayai Tuhan memimpin jalannya kemanapun Dia inginkan. Yang Tuhan cari, adalah hati seorang Raja, yang bisa dialirkanNYA kemanapun Dia ingini (Amsal 21:1).


Jangan Takut!!

Ah...tangannya melepuh lagi. Pegangan pacul dari kayu itu terlalu kasar bagi kulitnya.
Ah...matahari sudah tinggi dan bajunya lengket menempel karena keringat.
Sambil menghapus keringat dari dahinya, pria di tengah ladang itu memutuskan untuk beristirahat sejenak. Wajahnya tampan dan kulitnya putih, bukan penampilan seorang petani. Parasnya lebih cocok sebagai putra bangsawan atau anak orang kaya. Dan sebenarnya, dia memang tidak terlahir sebagai petani.

Beberapa tahun yang lalu, hidupnya tidak sesulit ini.Dia tidak perlu bersusah payah mengolah tanah ini. Di rumah ayahnya,segala sesuatu yang dia inginkan tersedia. Tak ada kesusahan dan kelelahan, luka dan rasa sakit. Yang dia tahu hanya sinonim dari kata nyaman, tapi tak pernah sedetikpun dia belajar antonim dari kata itu.

Tapi, semua itu sudah lewat bertahun-tahun yang lalu.
Semuanya karena kesalahan salesman licik itu. Dia datang ke rumahnya, menawarkan keuntungan yang luar biasa kalau saja dia mau mengkhianati ayahnya. Salesman itu membujuknya untuk menyingkirkan ayahnya dan mengambil alih pengelolaan perusahaan ke tangannya sendiri. Untuk menentukan sendiri kemana dia harus membawa perusahaan itu daripada mendengarkan instruksi ayahnya.

Oh, harusnya dia sadar betapa berbisa lidah ular salesman itu.
Tapi, istrinya yang pertama kali mendengar proposal dari salesman itu tertarik karena tampaknya proposal itu sangat luarbiasa.
Perempuan bodoh, pikir pria itu.
Kalau saja perempuan itu tidak mendengarkan salesman itu, keadaan mereka tidak akan seperti ini. Ayahnya tidak akan mengusir mereka dari rumahnya dan mereka tidak akan terdampar ditempat berdebu ini.
Semua ini salah perempuan itu!

Pria itu menghela nafas.
Tidak, tidak....ini bukan salah istrinya. Dia tahu itu.
Harusnya dia sendiri tahu hal yang lebih baik daripada mendengarkan salesman itu. Harusnya dia melarang istrinya mendengarkan salesman itu. Harusnya dia juga tidak mengikuti saran dari salesman itu. Tapi, dia juga melakukannya. Dan yang lebih parah lagi, ketika ayahnya mengkonfrontasi kudetanya, dia takut dan menyalahkan istrinya.
Oh, seandainya saja dia memilih untuk bersikap jantan dan mengakui kesalahannya daripada bersembunyi di balik punggung istrinya. Kalau saja dia meminta maaf kepada ayahnya, mungkin dia tidak perlu berakhir seperti ini.

Pria itu menghela nafas lebih dalam.
Sekarang, dia harus belajar semua antonim dari kata-kata yang dikenalnya selama tinggal di rumah ayahnya.
Kata – kata yang asing, emosi dan perasaan yang asing yang baru dikenalnya sekarang.
Keringatnya menjadi dingin dan tubuhnya terasa kaku ketika dia melihat kelahiran anak pertamanya. Darahnya terasa berhenti mengalir dan semua indranya menjadi tumpul ketika dia melihat penderitaan istrinya waktu melahirkan. Dan untuk pertamakalinya pria ini berpikir bagaimana kalau seandainya istrinya meninggal ? Bagimana kalau dia harus hidup sendirian di dunia asing ini ? Bagaimana kalau dia kehilangan cinta dalam hidupnya? Perasaan menekan yang pertama kali dirasanya itu tidak pernah dikenalnya. Pria itu memberinya nama, ketakutan.

Setiap pagi pria itu pergi ke ladangnya dan mengolah tanahnya.
Setiap pagi dia melihat kuncup-kuncup baru muncul.Kuncup-kuncup yang akan menjadi makanan keluarganya nanti. Dan terkadang pria itu melihat ke langit dan melihat awan gelap bergantung dan hatinya merasa tertekan. Mulutnya terasa kering dan kepalanya tidak bisa berpikir jernih. Bagaimana kalau seandainya awan itu awan badai ? Bagaimana kalau kuncup yang baru tumbuh ini terhapus badai ? Apa yang akan di makan keluarganya nanti ?
Emosi yang asing yang tidak pernah dikenalnya ini meremas hatinya. Dulu, dia tidak pernah berpikir darimana makanannnya akan datang, semua tersedia di rumah bapanya. Tapi sekarang ?
Pria itu memberi nama emosi baru ini, kekuatiran.

Dan bagaimana dengan teman-teman berbulu berkaki 4-nya?Teman-teman yang dulu menjadi teman bermainnya tapi sekarang berkeliaran di hutan dekat rumahnya dengan mata merah dan raungan tak ramah. Bagaimana kalau seandainya mereka melukai istrinya? Anaknya? Dunia di rumah ayahnya terasa tenang dan damai. Tapi, dunia yang didiaminya sekarang terasa berbahaya dan mengancam. Perasaan tidak tenang yang membuatnya lelah karena memikirkan hal-hal yang jelek itudiberinya nama, rasa tidak aman.

Emosi paling baru yang dikenalnya bukan dirasakannyasendiri, tapi dilihatnya di mata anak pertamanya. Semuanya bermula ketika kedua anaknya berkunjung ke rumah ayahnya, kakek mereka. Sepertinya, ayahnya lebih menyukai anak keduanya dan anak pertamanya pulang dengan muka murung. Tapi bukan hanya kemurungan yang dilihatnya, tapi juga emosi baru yang dilihatnya di mata anaknya.Emosi yang diberinya nama, iri.

Dan pria itu merasa kuatir, apa yang akan terjadi pada masa depan anak-anaknya ? Dia takut akan apa yang diperbuat anak pertamanya pada anak keduanya. Keluarganya tidak lagi terasa aman karena ada sesuatu yang seolah-olah siap meledak. Sesuatu yangdiberinya nama, kebencian.
Keterpisahannya dari ayahnya membuat semua emosi baru itu muncul. Antonim dari semua yang pernah dikenalnya, rasa takut,kekuatiran akan masa depan, rasa tidak aman di tengah dunia.

Tuhan tahu semua perasaan tidak aman itu muncul karena kita terpisah dariNYA. Seperti anak-anak yang terlepas dari tangan ayahnya dan tersesat di tengah kerumunan orang-orang, kita ketakutan dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi. Kita berjalan mencari ayah kita dan berakhir semakin tersesat di tengah kerumunan. Kita memegang tangan orang lain yang bukan ayah kita dengan harapan dia akan memberi kita rasa aman tapi berakhir dengan penolakan, atau lebih parah, dibawa semakin menjauh dari ayah kita yang sebenarnya.

Yang kita inginkan bukan permen manis, bukan tangan orang asing untuk kita pegang, bukan rasa kebebasan untuk pergi kemanapun. Yang kita inginkan adalah memegang kembali tangan ayah kita dan tahu bahwa segalanya akan baik-baik saja. Bahwa tangan kita dipegangNYA dan kita dituntunNYA melewati kerumunan yang membingungkan ini. Bahwa kita berjalan dengan tujuan dan bukan berputar-putar di tempat yang sama.

Dan Tuhan tahu itu. Karena itu dia berjalan menerobos kerumunan dunia untuk mencari kita, untuk memegang kembali tangan yang dulu melepaskanNYA. Saat kita mengulurkan tangan padaNYA, dia memegang tangan kita dan berkata, "Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau" (Yesaya 41:13)






Resep Iga Bakar

Ahhh...
Iga bakar, yang lembut dan wangi, terasa manis dan hangat...
Di saat lapar dan dingin dan kelelahan, iga bakar yang terhidang membawa senyum dan kelegaan.

Ada yang ga suka iga bakar?
Saya sih yakin semua orang pasti suka iga bakar, hanya beberapa orang saja yang karena berbagai alasan tidak bisa menikmati iga bakar.
Dan tulisan hari ini dikhususkan pada topik mengenai iga bakar, resep iga bakar yang, mudah-mudahan, bisa bikin kita semua jadi lebih pinter mengolah iga bakar.
Apakah saya seorang koki?
Hmmm... mungkin bisa dibilang begitu juga sih, walaupun saya sebenernya tukang bikin bakmi dan soal bikin iga bakar ga pinter-pinter amat. Malahan, saya sudah 2 kali gagal masak iga bakar. Jadi, daripada resep bagaimana cara masak iga bakar yang baik, mungkin lebih tepat kalau resep hari ini itu tips supaya iga bakarnya ga hangus.

Yang pertama, tentu saja mencari iga yang baik dan tepat kan?
Ah ya, semua orang juga tahu, kalau mau masak iga bakar yang enak pastinya harus milih iganya yang bagus kan?
Iya sih, tapi masalahnya kebanyakan orang nyari iga di tempat yang salah. Bahkan, kalaupun secara kebetulan mereka nemu iga yang tepat, ternyata mereka sendiri yang belum siap jadi koki. Lah, masak aer aja angus mau coba-coba masak iga bakar, ya rusaklah semua dan iga-nya jadi tersia-sia. Sayang kan?

Logikanya, kalau mau nyari iga yang tepat kemana sih? Toko bahan bangunan? Atau ke tukang jahit?
Koki              :  Mas, beli iga yang bagus 54 kg yah ( berat ideal kira-kira segitu deh )
Penjaga toko :  Oh, ada...ada! Semen Iga R*da 50 kg yak? Mau sama batanya sekalian? Atau cat? Atau kuas?
Koki              :  Iga, mas! Bukan semen,iga yang tulang rusuk itu loh. Gimana sih? Jaga toko kok ga perhatian!!
Penjaga toko :  Yee....situ yang aneh, nyari iga kok ke toko bangunan. Aneh!!

Lah iya, aneh kan kalau nyari iga di toko bangunan. Kalau nyari barang ya di tempatnya. Nyari kucing ya di pohon, masa di sumur? Kalau nyari iga yang tepat ya jangan di pasar yang gelap, kotor, banyak premannya dan tukang dagingnya ga bisa dipercaya. Mau nyari iga yang tepat ya tanya ke Penjual Yang Terpercaya yang mana iganya sudah dibersihin dan udah siap dimasak (makanya sebelum nyari iga, doa dulu yang banyak ma Tuhan Yesus biar ga salah pilih).

Tapi, yang paling penting sebelum nyari iga yang tepat, kita harus udah siap dulu jadi koki.
Masak air masih angus, rebus telor...telornya bisa dipake buat maen golf saking kerasnya, motong sayur ijo jadinya malah potongan sayur warna merah darah. Kalau hal kecil masih kacau balau, sebaeknya jangan mulai jadi koki dulu. Sayang kan kalau iga yang ditemukan dengan susah payah akhirnya malah jadi arang karena kitanya belum siap jadi koki?

Ada juga sih yang mikir, gapapalah gagal juga.Toh namanya juga nyari pengalaman.
Hei... jangan pandang iga hanya sebagai seonggok daging yang bisa dicoba-coba dan dipake maen-maen.
Kalau kita salah masak iganya, kasihan iganya!
Kalau kita salah motong waktu masak, irisan yang dibuat di iga itu ga akan hilang dan perlu koki yang ahli untuk bisa merubah irisan yang salah itu supaya jadi irisan yang tepat.
Apalagi kalau sampai iganya keburu kebakar nafsu... umm... maksudnya api kompor, hanya sedikit koki ahli yang mau repot dan menghabiskan waktu untuk merubah iga yang terbakar tadi menjadi masakan yang lezat.
Percaya deh!
Saya udah pernah gagal motong iga pas mau masak dan nyesel setengah mati karena ninggalin luka irisan di iga itu. Makanya, jangan coba-coba atau main-main yah. Iga juga manusia, bisa sakit hati dan sedih, jadi jangan dilukai.

Sebelum nyari iga yang tepat, lebih baik kita belajar jadi koki yang tepat dulu.
Baca buku soal per-iga-an, bagaimana cara memperlakukan iga dan apa yang dibutuhkan iga, ikut seminar tentang cara memasak iga yang benar, cari informasi soal bumbu–bumbu yang tepat untuk membuat masakan iga kita jadi lebih sempurna, tanya-tanya dan belajar ke koki-koki lain yang sudah berpengalaman puluhan tahun dan sudah berhasil memasak iga bakar yang baik. Tentu saja yang namanya memasak itu bukan cuma sekedar teori, pastinya harus praktek. Tapi mencoba memasak langsung tanpa belajar buku resep terlebih dulu memperbesar kemungkinan gagal masak!

Api kecil dalam waktu yang lama itu lebih baik daripada api yang besar dalam waktu yang singkat. Supaya empuk, iga itu harus direbus dengan api kecil dalam waktu lama. Tapi masak dengan api kecil itu perlu waktu, perlu usaha dan perlu komitmen. Kebanyakan dari kita dari awal langsung pasang api full power dan ga dijaga, tau-tau apinya padam dan pesta pun bubar. Padahal masak iga yang bener tuh perlu api kecil, dijaga dan diperhatiin terus menerus supaya jangan sampai padam. Perlu komitmen yang kuat untuk menjaga api tetap menyala.

Orang jaman dulu kalau masak iga dengan bumbu secukupnya saja, cukup pake garam asal asin dan bisa dimakan ya udah. Tentu saja, di jaman kakek nenek atau ayah ibu kita, masak tujuannya untuk bertahan hidup, bukan untuk dinikmati. Namanya juga dulu jaman susah, mana ada waktu buat masak lama-lama atau milih-milih iga. Asal ada, asal kenyang, asal idup udah cukup.

Tapi jaman sudah berubah, masak bukan lagi hanya untuk hidup tapi juga untuk dinikmati, dan memang seharusnya masak itu dinikmati. Proses memasak seharusnya sesuatu yang indah, berkat dari Tuhan, bukan sekedar tugas yang hanya dijalani untuk tetap hidup.
Kenapa ga kita tambahin bumbu-bumbu yang menarik dalam proses memasak?
Mungkin kita tambahkan beberapa kelopak bunga mawar? Atau coklat? Atau mungkin ice cream di hari yang panas? Mungkin sedikit debu emas dan bubuk berlian di hari istimewa? Atau mungkin sambil memasak kita, para pria, bersih-bersih rumah? Atau mungkin kita nyanyikan lagu cinta untuk iga supaya iganya mellow dan jadi empuk? ^^

Masak iga memang bukan proses yang gampang, tapi kalau berhasil, lezat dan wanginya luar biasa.
Dalam hal ini, Gordon dan Norma Yeager bisa menjadi teladan.
Gordon dan Norma Yeager sudah menikah selama 72 tahun, dan dikaruniai 4 anak.
Gordon dan Norma mempunyai sifat yang sangat berbeda. Gordon seorang yang sosial dan suka bergaul, sementara Norma cenderung pendiam dan perfeksionis. Tentu saja pernikahan mereka tidak selalu bunga dan pelangi, terkadang mereka juga bertengkar, tapi mereka tetap saling mengasihi.
Dan ketika mereka mengalami kecelakaan mobil yang merenggut hidup mereka, kasih mereka tetap nyata. Setelah mobil mereka mengalami kecelakaan, Gordon dan Norma dibawa ke rumah sakit dalam keadaan terluka parah dan ditempatkan bersama-sama di ICU. Walaupun kondisi mereka tidak sadarkan diri, tapi mereka masih tetap berpegangan tangan.

Jam 3 sore, Gordon meninggal terlebih dulu dan menghembuskan nafas terakhir. Tapi, walaupun Gordon sudah berhenti bernafas, jantungnya masih berdetak. Keluarga yang keheranan meminta penjelasan pada suster dan dijelaskan bahwa detak jantung Norma, istrinya yang saat itu masih hidup, tersalurkan lewat tangan mereka yang saling berpegangan dan menggerakkan jantung Gordon. Sejam kemudian, Norma juga meninggal dunia. Sampai akhir hidup mereka, jantung mereka tetap berdetak bersama-sama.

PS :
Saya ga suka hari Valentine! Sekali lagi, saya ga suka valentine! (walaupun saya ga keberatan dikirimin coklat pas hari valentine. Buat info, saya suka coklat yang agak pahit dan isi kismis ^^). Kenapa? Karena saya ga suka warna pink di mana-mana, seandainya warna resmi Valentine itu biru, mungkin saya akan suka!
Eniwei, walaupun saya ga suka hari valentine, tapi ga ada salahnya memakai 1 hari dalam setahun untuk merenung mengenai apa yang terpenting dalam hidup kita.
Kita semua lahir ke dunia sendirian (kecuali yang kembar), tapi ga ada yang berharap suatu hari nanti meninggal sendirian. Kita mencari tulang rusuk kita karena manusia memang tidak diciptakan untuk sendirian. Kita ingin dikelilingi keluarga, anak, cucu, sahabat, dan bila Tuhan mengijinkan, seperti Gordon dan Norma, kita ingin pulang bersama dengan pasangan kita.
Mungkin tidak semua orang mendapat berkat seperti Gordon dan Norma, tapi kita bisa yakin bahwa kita tidak sendirian dan tidak akan pulang sendirian, karena Tuhan memegang tangan kita sampai kesudahannya!